Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Tempat Makan
Pegiat soroti lemahnya aturan iklan kental manis ancam kesehatan anak
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-07 19:57:09【Tempat Makan】509 orang sudah membaca
PerkenalanIlustrasi - Susu kental manis. ANTARA/Shutterstock/am.Jakarta (ANTARA) - Sejumlah pegiat di bidang k

Jakarta (ANTARA) - Sejumlah pegiat di bidang kesehatan masyarakat menyoroti perihal lemahnya regulasi soal iklan kental manis yang mengancam kesehatan anak di Indonesia.
Iklan kental manis kerap dipersepsikan masyarakat sebagai susu, di mana hal ini menjadi salah satu sorotan UNICEF dalam laporan Child Nutrition Report 2025 yang mengulas peningkatan paparan anak terhadap iklan makanan dan minuman tinggi gula yang dipasarkan secara agresif.
Terkait hal itu, Project Lead for Food Policy, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) Nida Adzilah Auliani dalam keterangan di Jakarta, Sabtu menyebut regulasi iklan di Indonesia masih lemah dalam melindungi anak dari paparan promosi makanan dan minuman ngak sehat.
"Regulasi iklan di Indonesia saat ini masih belum efektif, terutama dalam melindungi konsumen dari disinformasi dan praktik pemasaran yang menyesatkan. Terlebih dengan adanya kanal digital, termasuk media sosial, memperkuat pengaruh pemasaran yang ngak sehat," kata Nida.
Nida menyebut iklan kental manis mulai menjadi perhatian publik sejak ditemukan sejumlah kasus gizi buruk pada anak yang disebabkan oleh konsumsi kental manis sejak usia dini. Bahkan, sejumlah korban telah mengkonsumsi sebagai pengganti ASI sejak usia 3 bulan.
Maka dari itu, per Oktober 2018 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mulai menegaskan bahwa kental manis bukan minuman untuk sumber gizi dan dilarang dijadikan sebagai pengganti ASI, yang diatur melalui Peraturan BPOM No. 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan.
Namun demikian, dampak dari iklan tersebut masih terasa hingga kini, sebab masyarakat yang masih menganggap kental manis sebagai minuman susu untuk anak.
Oleh karena itu, Nida menilai pengawasan iklan dan distribusi produk ngak bisa dipandang sebelah mata.
Lebih lanjut, ia berharap pemerintah dapat membuat kebijakan pangan secara komprehensif. Mulai dari pelabelan hingga pemasaran produk yang mudah diakses oleh anak-anak.
"Kebijakan ini harus meliputi label depan kemasan berbasis bukti, pembatasan pemasaran produk ngak sehat, serta lingkungan pangan sehat di sekolah," ujar Nida.
Baca juga: Konsumsi kental manis dan tantangan edukasi gizi di Indonesia
Senada dengan itu, Peneliti dari Universitas Internasional Batam (UIB) Rahmi Ayunda menyebut keberadaan ruang digital yang sangat ramai menjadikan promosi dan iklan ultra-processed foodmenjadi begitu dekat dengan masyarakat.
Ia mengungkapkan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2024 mencatat 221,6 juta pengguna internet (sekitar 79,5 persen populasi), dan 9,2 persen di antaranya anak di bawah 12 tahun.
"Artinya, jutaan anak menghabiskan waktu di jalan raya informasi, di mana promosi menyatu dengan hiburan. Iklan ngak selalu tampil sebagai iklan; bisa berupa tantangan lucu, ulasan jujur, atau karakter favorit yang menyarankan camilan manis. Di sinilah aspek hukum menjadi krusial, anak belum memiliki kapasitas kognitif untuk membedakan mana hiburan dan mana ajakan membeli, sehingga mereka berhak atas proteksi khusus dari praktik promosi yang mengecoh," tutur Rahmi Ayunda.
Baca juga: Perjuangan Mama Ance menjauhkan anak dari "susu" kental manis
Baca juga: Promosi kental manis dan literasi gizi yang salah kaprah
Suka(5942)
Sebelumnya: Kondisi cuaca di Jakarta masih normal
Selanjutnya: Mendag: Transaksi TEI 2025 capai 22,8 miliar dolar AS
Artikel Terkait
- Istana suguhkan Soto Banjar hingga mangut gindara untuk Presiden Afsel
- Ahli kemukakan tiap individu butuhkan nutrisi yang berbeda
- Pemprov DKI diminta beri penyuluhan kesehatan terkait cuaca panas
- Simak sejarah dan tujuan diperingatinya Hari Pangan Sedunia
- BGN bimbing 30 ribu penjamah pangan tingkatkan kualitas layanan MBG
- Refleksi Hari Pangan Sedunia, "Berilah kami makanan secukupnya"
- Penyebab produk pangan terpapar radioaktif & dampaknya bagi kesehatan
- Pemprov Lampung efektifkan program nasional sejahterakan masyarakat
- Kecemasan orang tua bisa memperparah alergi pada anak
- Undip canangkan gerakan "zero waste" lewat daur ulang sampah
Resep Populer
Rekomendasi

DKI kemarin, kapal tenggelam hingga Pramono tolak atlet Israel

Kepala BGN : Koperasi desa merah putih jadi mitra SPPG MBG

Mulut bersih, tenggorokan sehat: ini manfaat kumur dengan air garam

Deputi BGN tinjau SPPG di Banyuwangi, ingatkan standar Program MBG

BPJPH tegaskan kuliner halal representasikan budaya bangsa

Kemenag: Sertifikat halal dorong kepercayaan konsumen dan daya saing

Gastrodiplomasi lewat cilok dan seblak

Rahasia kulit sehat dan awet muda dengan 7 makanan kaya kolagen alami